Assalamu'alaikum sob, ketemu lagi nih di web kebanggaan kita semua. Sob mimin mau nanya, apa kabar kalian saat ini? semoga Alloh selalu limpahkan keamanan dan keselamatan kepada kita dimanapun kita berada. Aamiin.
Sob akhir-akhir ini, dunia digemparkan dengan virus yang kabarnya menyerang pernafasan manusia dan sangat berbahaya. Pasalnya, virus ini dapat menyebabkan kematian. Ya, sudah tidak asing ditelinga bahwa penyebaran virus corona mampu meresahkan hampir seluruh dimensi kehidupan. Bahkan, diberitakan bahwa virus tersebut sudah masuk di Indonesia, sudah lebih 172 orang yang dinyatakan positif terjangkit virus tersebut.
Menurut dr. Ayu Indah Rahmawati, Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia, virus corona biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Dengan maraknya penyebaran virus ini, Indonesia menerapkan sosial distancing untuk mengurangi penularan virus tersebut. Bahkan, beberapa instansi pendidikan mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi meliburkan aktifitas pembelajaran selama 14 hari. Kegiatan pembelajaran disekolah kemudian digantikan dengan proses pembelajaran berbasis daring terkhusus untuk Perguruan Tinggi. Lantas, apakah pembelajaran menggunakan online mampu diterapkan secara efektif seperti pembelajaran tatap muka pada umumnya?
Sebelumnya, apa sih Daring itu? menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang selalu saja kita gunakan sebagai reverensi untuk mengetahui sebuah makna dari kata berbahasa indonesia tentunya. Kata “Daring” berarti dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya.
Bagi pelajar menengah, kebijakan ini akan tetap dilaksanakan dengan baik apabila kesadaran akan kewajiban tetap belajar dirumah harus dilakukan. Namun, sebagian dari mereka cenderung akan malas belajar, apalagi jika situasi dan kondisi dirumah tidak mendukung. Meski seorang guru memberikan tugas, kegiatannya tidak akan seefektif ketika disekolah. Jadi, perlu adanya edukasi kepada keluarga untuk tetap memantau serta mendampingi proses pembelajaran siswa selama kegiatan belajar dilakukan dirumah. Sebab, peran orangtua memang sangat penting.
Beralih kepada mahasiswa, seharusnya kesadaran mahasiswa sudah paripurna dalam hal mencari ilmu. Akademisi harus paham apa dan bagaimana tugasnya jika dihadapkan dengan kondisi seperti ini. Kesadaran akan minimnya pengetahuan yang mahasiswa miliki seharusnya mendorong untuk tetap mencari tau meski tidak berada dilingkungan kampus dan diperhatikan dosennya.
Mahasiswa adalah pelajar yang tidak perlu dibimbing dalam pembelajaran. Maka, sistem perkuliahan secara daring sebenarnya tidak terlalu membebankan mahasiswa, pasalnya memang mereka adalah makhluk yang tidak perlu dituntun secara terus menerus, sudah menggunakan sistem pembelajaran orang dewasa. Namun, kesadaran yang belum paripurna terkadang juga membuat mahasiswa memanfaatkan moment ini untuk jalan-jalan atau sekedar rebahan.
Padahal, fasilitas belajar tidak hanya didapatkan didalam kampus atau atas dikte dosen. Jika mahasiswa masih belum memanfaatkan waktu dirumah untuk maksimal belajar secara online mungkin dapat dikatakan mereka masih setara dengan anak SD bahkan TK. Padahal, seharusnya dirumah atau dikosan mahasiswa sudah bertumpuk banyak buku, jadi kuliah online harus bisa dimanfaatkan mereka sebaik mungkin.
nah, demikian ya sedikit gambaran bahwa kuliah sistem daring bagi mahasiswa masih sangat efektif :).
jangan lupa senyum hari ini.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Salam Sukses Masa Depan ;)